Oleh : Irza Handika (Mahasiswa UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi)
OPINI – Perkembangan zaman yang menjadikan bidang keilmuan juga maju menyebabkan orang-orang barat (Orientalis) mengkaji Al-Qur’an. Walaupun mayoritas orang barat bukan beragama Islam, tetapi mereka mengkaji al-Qur’an, karena mereka ingin membuktian ungkapan orang Muslim terhadap Al-Qur’an.
Tetapi kajian Al-Qur’an di Barat seringkali memunculkan pro-kontra, sebab apa yang dikaji orang Barat atas al-Qur’an seringkali tidak sesuai dengan apa yang diyakini kebenarannya oleh umat Muslim. Ternyata jika ditelusuri secara historis awal munculnya kajian Al-Qur’an di Barat ialah diawali dengan perang salib yang berlangsung sekitar dua abad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada perang tersebut kaum Muslim melawan pasukan kristen yang kemudian dimenangkan oleh kaum muslim. Pasukan kristen saat merasa bahwa cara melawan kaum Muslim dengan militer sudah tidak efektif lagi. Sebab itulah orang barat sangat termotivasi untuk belajar Islam melalui kitab sucinya.
Tujuan orang Barat belajar Al-Qur’an tidak lain ialah ingin mencari titik lemah Al-Qur’an serta ingin mempromosikan bahwa Al-Qur’an bukan wahyu melainkan hanya karangan Nabi Muhammad saw.
Kajian barat atas Al-qur’an yang memunculkan po-kontra antara lain kajian tentang wahyu. Orang barat (orientalis) menganggap bahwa Al-Qur’an bukanlah wahyu melainkan karangan Nabi Muhammad saw. atas pengalamannya sendiri yang kemudian disebar luaskan ke pengikutnya.
Menurut orang barat bahasa Al-Qur’an juga sulit untuk dipahami, oleh karena itu perlu adanya penelitian teks-teks kuno guna memastikan apa yang dimaksud oleh Nabi Muhammad saw selaku pengarang kitab. Mereka seakan-akan menganggap al-Qur’an seperti Bibel, hal itu sangat tidak selaras dengan apa yang diyakini oleh umat Muslim.
Umat muslim sangat meyakini bahwa Al-Qur’an bukanlah sebuah kitab karangan manusia melainkan wahyu dari Allah swt dan turunnya pun secara berangsur-angsur.
Pemahaman bahwa al-Qur’an bukan wahyu melainkan karangan Nabi Muhammad saw juga merupakan imbas dari rasa kebencian orang Kristen. Dengan mengkaji Al-qur’an maka,secara tidak langsung mereka juga tahu bahwa dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang mengkritisi ajaran yang ada dalam agama Kristen. Salah satu kritikan tersebut ialah pada Qs. Al-Maidah ayat 72 :
Artinya : “Sungguh, telah kufur orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itulah Almasih putra Maryam.” Almasih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu!” Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya dan tempatnya ialah neraka. Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu”.
Selain itu dalam kajian barat atas Al-qur’an, mereka juga melontarkan kebencian terhadap Nabi Muhammad. Ujaran kebencian tersebut dilakukan dengan cara mengganti nama Nabi Muhammad saw dengan sebuta “mahomet” atau “mahound”, yang mana keduanya memiliki arti pangeran kegelapan.