Pandangan Orientalis Terhadap Qira’atil Qur’an

Avatar

- Redaksi

Minggu, 16 Juni 2024 - 09:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Miftahul Jannah [Mahasiswi Fakultas Ushuluddin, Universitas Sultan Thaha Saifuddin Jambi]

OPINI – Qira’at dapat dipahami sebagai bentuk pengucapan Al-Qur’an yang ditetapkan berdasarkan sanad yang sampai pada Rasulullah SAW. Qira’at ini memiliki perbedaan kecil baik intonasinya, pengucapan kata, panjang pendek, dan lainnya itu semua tergantung pada Imam mazhabnya. Seiring perkembangan zaman, Islam sangat menarik untuk dikaji, salah satunya adalah berkaitan dengan Al-Qur’an. Dalam hal ini bukan hanya orang-orang Islam saja yang tertarik akan tetapi orang-orang barat atau biasa disebut Orientalis juga tertarik untuk mengkaji Al-Qur’an. Tetapi, yang menjadi permasalahannya ialah mereka mengkaji Al-Qur’an terdapat banyak kekeliruan di dalamnya, bahkan mereka menganggap Al-Qur’an itu hanyalah rekayasa Nabi Muhammad SAW., sebuah ajaran yang tidak benar yang hanya di buat oleh manusia bukan dari Tuhan.

Orang barat bermaksud masuk ke dunia Islam dan ingin menghancurkan umat Muslim secara perlahan. Orientalis berupaya mempelajari Al-Qur’an guna mempermudah jalan Mereka memasuki dunia Islam, sebab Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan kunci utama sekaligus pedoman hidup bagi umat Islam. Sebagai langkah awal orang barat menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa latin dan bahasa Eropa. Tujuan utama mereka mengkaji Al-Qur’an ialah untuk membuktikan keotentikan dan keaslian Al-Qur’an, baik dari segi bacaan maupun tulisan.

Kajian mengenai Al-Qur’an ini termasuk salah satunya adalah tentang Qira’at. Bukan hanya diminati oleh kalangan umat Islam saja tetapi hal ini menarik perhatian para Orientalis, mereka menaruh minat besar untuk mengkaji. Orang-orang Orientalis melakukan kegiatan tadarus Al-Qur’an, kegiatan ini patut dicurigai sekaligus di apresiasi. Patut dicurigai karena kegiatan ini bisa menjadi kedok mereka untuk menyebarkan ajarannya kedalam Islam, sekaligus ingin merusak kesatuan umat Islam. Jika kekuatan umat Islam tidak kokoh maka mereka mudah saja diracuni pikirannya sehingga mereka keluar dari Islam. Patut di apresiasi karena mereka terkadang lebih luas pemikirannya dalam membedah suatu topik permasalahan.

Selain itu orang barat juga tidak terima dan merasa kecewa karena kitab suci Meraka mengalami beberapa kali pembaruan, sehingga tidak otentik lagi. Dari sinilah mereka berusaha membuktikan bahwa Al-Qur’an ini tidak asli lagi, salah satu senjata ampuh mereka adalah melalui cara baca Al-Qur’an yang bermacam-macam, dari sini mereka beranggapan mana mungkin kitab suci yang masih asli terdapat variasi dalam bacaannya.

BACA JUGA :  Tak Takut Dipecat, Kader Partai Demokrat Tanjabtim Tegas Dukung Romi - Sudirman di Pilgub Jambi 

Orientalis juga beranggapan bahwa Al-Qur’an terdapat kontradiksi bacaan. Variasi serta perbedaan bacaan ini menurut mereka merupakan sebuah kekacauan besar, yang memungkinkan bagi orang-orang untuk membaca Al-Qur’an semaunya. Perbedaan macam-macam Qira’at karena karakteristik tulisan Arab itu sendiri yang bentuk tulisannya sendiri dapat menghadirkan bacaan (suara vokal) yang berbeda tergantung pada peletakan titik, baik jumlah dan tempatnya. Adanya perbedaan harakat (tanda baca) yang tidak ditemukan batasannya dalam tulisan Arab sehingga memicu perbedaan membaca yang dapat menyebabkan perbedaan makna. Dalam membaca Al-Qur’an jika tidak hati-hati salah penyebutan satu huruf atau harakat saja maka maknanya sudah berbeda.

Dari sekian banyak kritik para Orientalis, sebagian sarjana Muslim memberikan tanggapan dan jawaban. Sebagian besar beranggapan bahwa Orientalis tidak begitu paham mengenai Qira’at mereka hanya mengkaji perbedaannya saja tapi tidak tahu mengapa bacaan tersebut berbeda. Terlebih lagi mereka melakukan kekeliruan dalam pengkajian Al-Qur’an karena mereka tidak mengkaji secara sistematis, tetapi mereka memilih mempelajari Qira’at dengan acak. Sehingga keberadaan Qira’at dalam pandangan mereka adalah sebuah kekacauan dan tidak memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain.

Print Friendly, PDF & Email

Berita Terkait

Raport Merah Kepemimpinan Al Haris, Ketimpangan dan Janji yang Tak Terpenuhi
Al Haris dan Gagalnya Penanganan Persoalan Batu Bara di Jambi
Kritikan untuk Gubernur Al Haris : Menelisik Kepemimpinan yang Terjebak Dalam Imaji Pembangunan
Buruk Rupa Politik di Tanah Melayu Jambi
Kepemimpinan Al Haris : Berdiri Diatas Awan Tanpa Fondasi yang Kuat
Romi Hariyanto, Pejuang Demokrasi dan Harapan Baru untuk Provinsi Jambi
Fata Morgana Demokrasi di Tengah Konstitusi yang Dikebiri : Menatap Realita Suram Demokrasi Indonesia
Menikmati Kemerdekaan Republik Indonesia, Antara Rakyat Sengsara, Pejabat Tertawa? 

Berita Terkait

Sabtu, 14 September 2024 - 18:59 WIB

Tak Takut Dipecat, Kader Partai Demokrat Tanjabtim Tegas Dukung Romi – Sudirman di Pilgub Jambi 

Sabtu, 14 September 2024 - 16:54 WIB

Kunjungi Posko-posko Pemenangan di Kuala Tungkal, Cagub Romi Hariyanto Disambut Antusias Pendukung dan Relawan Merakyat

Sabtu, 14 September 2024 - 16:47 WIB

Gencar Sosialisasi, Cawabup Amin Dialog Bersama Warga Pulau Pinang 

Jumat, 13 September 2024 - 19:12 WIB

Hadiri Konsolidasi Partai Gelora, Romi – Sudirman Optimis Jemput Kemenangan 

Senin, 9 September 2024 - 23:27 WIB

Komitmen Cabup Dillah Hich Program Berobat Gratis

Senin, 9 September 2024 - 08:35 WIB

Pengamat Komunikasi Politik : Program 100 Juta Setiap RT Maulana-Diza Populis dan Realistis

Minggu, 8 September 2024 - 18:50 WIB

Rangkul Pemuda, Cawabup Amin Silaturahim dan Tukar Pikiran Bersama Muda Mudi Desa Teluk Sialang

Minggu, 8 September 2024 - 18:33 WIB

Kunjungan ke Mendahara Ulu, Dillah Disambut Antusias Warga 

Berita Terbaru