Oleh : Febiola Afriliani (Mahasiswa UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi)
OPINI – Tafsir Quran atau penafsiran Al-Quran merupakan salah satu aspek penting dalam memahami dan menghayati ajaran suci agama Islam. Dengan memahami tafsir Al-Quran, umat Islam dapat mengetahui makna dan hikmah yang terkandung di dalam setiap ayat suci Al-Quran yang telah diturunkan oleh Allah SWT.
Namun, dalam membaca tafsir Al-Quran, terdapat dua sisi perspektif yang dapat diterapkan, yaitu perspektif tradisional dan perspektif modern. Perspektif tradisional, yang biasa dikenal sebagai tafsir bil ma’tsur, mengacu pada penafsiran yang didasarkan pada pemahaman para ulama terdahulu. Sedangkan perspektif modern, yang dikenal sebagai tafsir bil ra’yi, menggunakan metode ilmiah dan analisis kontekstual untuk memahami ayat-ayat Al-Quran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam hal ini, Kim Knott, seorang ahli agama dan sosiologi dari Universitas Lancaster, mengajukan pendapatnya tentang dua sisi perspektif tafsir Al-Quran tersebut. Menurut Knott, perspektif tradisional dan modern dapat saling melengkapi dalam memahami Al-Quran, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dalam perspektif tradisional, penafsiran Al-Quran didasarkan pada pemahaman para ulama terdahulu yang dianggap sebagai ahli tafsir yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Arab dan konteks sosial pada masa-masa Nabi Muhammad SAW. Metode penafsiran ini mengutamakan kedalaman pemahaman dan penghayatan terhadap makna ayat-ayat Al-Quran.
Namun, perspektif ini juga memiliki kelemahan, yaitu cenderung kaku dan tidak dapat mengakomodasi perubahan zaman. Inilah yang menjadi alasan munculnya perspektif modern yang menggunakan metode ilmiah dan analisis kontekstual untuk menafsirkan Al-Quran. Dengan demikian, tafsir Al-Quran dapat lebih relevan dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam saat ini.
Dalam perspektif modern ini, Kim Knott menekankan pentingnya memahami konteks sosial dan sejarah di balik ayat-ayat Al-Quran. Hal ini membantu memahami lebih dalam makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh Allah SWT kepada manusia. Selain itu, perspektif ini juga mengajarkan untuk tidak mengambil ayat-ayat Al-Quran secara terisolasi, melainkan memahaminya secara menyeluruh dan holistik.
Namun, Knott juga menegaskan bahwa baik perspektif tradisional maupun modern tidak boleh menafikan satu sama lain. Keduanya harus dipahami secara bersama-sama dalam menginterpretasikan ayat-ayat Al-Quran, sehingga dapat menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam.
Dengan demikian, membaca tafsir Al-Quran dalam dua sisi perspektif yang diajukan oleh Kim Knott, yaitu perspektif tradisional dan modern, dapat membantu umat Islam memahami Al-Quran dengan lebih baik dan dapat mengaplikasikan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, umat Islam dapat menerapkan nilai-nilai Al-Quran yang sesuai dengan konteks zaman yang terus berubah, namun tetap mempertahankan esensi dan kebenaran ajaran agama Islam.