JAMBI – Jika dalam kontestasi Pilwako Jambi 2024 ini hanya terjadi pertarungan Head to head antara Maulana – Diza dan HAR – Guntur, maka pertarungan dinilai kurang greget. Meskipun HAR telah menggandeng sosok Guntur Muchtar, namun ini tidak memiliki efek kejut bagi masyarakat Kota Jambi.
Pengamat Komunikasi Politik Jambi, Dedi Saputra memaparkan, jika menganalisis pasangan HAR dan Guntur Muchtar sebagai calon Wali dan Wakil Walikota Jambi, ada beberapa poin yang perlu dipertimbangkan terkait kekuatan dan kelemahan pasangan ini dibandingkan dengan pasangan Maulana-Diza.
1. Kenapa HAR memilih Guntur Muchtar
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Dedi Saputra, paling tidak ada dua pertimbangan dasar bagi HAR yang pada akhirnya mengambil Guntur Muchtar dalam Pilwako kota Jambi Tahun ini.
Pertama, HAR membutuhkan partai koalisi untuk dapat maju dalam kontestasi politik, dan Guntur Muchtar, yang memiliki akses ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dianggap mampu memenuhi kebutuhan ini.
Kedua, Guntur Muchtar adalah seorang pengusaha dengan finansial yang kuat, yang dianggap dapat mendukung kampanye secara materi. Padahal kalau kita bicara Kader PDI perjuangan Kota Jambi yang sudah siap maju dalam Pilwako Jambi kan sudah ada yaitu, Cecep Suryana, Karena mungkin Cecep dianggap tidak kuat secara finansial, makanya pilihan jatuh kepada Guntur.
Jadi, HAR memilih Guntur bukan karena Faktor kekuatan figur, namun hanya berdasarkan dua pertimbangan diatas.
2. Tantangan yang Dihadapi Pasangan HAR-Guntur Muchtar.
Menurut analisis Dedi Saputra, paling tidak ada 6 tantangan yang dihadapi oleh Pasangan HAR- Muchtar dalam melawan Maulana-Diza.
Pertama, Kekuatan Finansial, Meski Guntur Muchtar memiliki kekuatan finansial, hal ini tidak selalu berbanding lurus dengan dukungan suara. Pengaruh finansial memang penting dalam menjalankan kampanye, namun daya tarik kepada pemilih juga ditentukan oleh program kerja, kepribadian, dan kemampuan komunikasi kandidat. Guntur Muchtar belum memenuhi kriteria ini.
Kedua, Dukungan Partai, Meskipun PDI merupakan partai yang cukup kuat, namun dalam konteks lokal seperti Kota Jambi, dukungan partai nasional tidak selalu menjamin kemenangan. Dinamika politik lokal dan kepercayaan pemilih terhadap kandidat juga sangat menentukan. Buktinya Guntur Muchtar mendapatkan suara kecil di Kota Jambi dalam Pemilihan umum Februari 2024 yang lalu.
Sementara itu, menurut Dedi Saputra, HAR – Muchtar harus berhadapan dengan kekuatan Maulana-Diza. Menurut Dedi setidaknya ada dua kekuatan Maulana – Diza.
3. Kekuatan Pasangan Maulana-Diza
Pertama, Popularitas dan Track Record, Pasangan Maulana – Diza telah memiliki popularitas lebih tinggi atau rekam jejak yang lebih baik dalam melayani masyarakat, yang membuat mereka lebih disukai oleh pemilih. Maulana mantan Abdi Negara yaitu seorang Dokter dan Mantan Wakil Wali Kota Jambi, sementara Diza seorang anak muda, penguasaha Sukses dan Ketua HIPMI Provinsi Jambi.
Kedua, Konsistensi Program, Pasangan ini juga dianggap memiliki program yang lebih konkret dan relevan bagi masyarakat Kota Jambi, sehingga mendapatkan dukungan yang lebih besar. Maulana sudah memiliki program Unggulan untuk masyarakat Kota Jambi yaitu 100 juta per RT, dalam Pilwako bukan hanya pertarungan membangun citra semata, namun juga jualan Program kepada pemilih.
Sementara itu, Pasangan HAR- Muchtar, menurut Dedi Saputra setidaknya memiliki 6 kelemahan yang harus menjadi bahan evaluasi bagi timnya.
4. Analisis Kelemahan Pasangan HAR-Guntur Muchtar
Pertama, Kurangnya Efek Signifikan, Kehadiran Guntur Muchtar tampaknya tidak memberikan efek signifikan dalam mendulang suara. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya strategi komunikasi yang efektif, atau ketidakmampuan pasangan ini untuk meyakinkan pemilih tentang visi dan misi mereka. Kehadiran Guntur Muchtar tidak bisa mendulang suara diluar dari kekuatan HAR. Guntur Muchtar tidak membawa segmentasi suara yang jelas yang bisa menambal kelemahan dari HAR yaitu lemahnya pada segmentasi suara anak muda.
Kedua, Koneksi dengan Pemilih, Ada kemungkinan bahwa pasangan ini kurang terhubung dengan isu-isu lokal yang menjadi perhatian utama masyarakat Kota Jambi, sehingga pemilih merasa tidak terwakili. Sampai hari ini HAR tidak ada program unggulan yang clear, hanya sibuk mencitrakan diri di media massa.
Ketiga, kelemahan mendasar yang dihadapi pasangan HAR-Guntur Muchtar adalah kurangnya koneksi emosional dengan pemilih. Dalam kontestasi politik, koneksi emosional sangat penting untuk memenangkan hati pemilih. Jika pemilih merasa bahwa kandidat tidak memahami kebutuhan dan aspirasi mereka, sulit bagi pasangan tersebut untuk mendapatkan dukungan penuh. Guntur Muchtar tidak bisa membawa Segmentasi Pemilih Muda yaitu kelompok Milenial dan Gen Z.
Keempat, Meskipun memiliki dukungan partai dan kekuatan finansial, pasangan HAR-Guntur Muchtar kelihatannya menghadapi kesulitan dalam mengartikulasikan visi dan misi mereka dengan jelas. Visi yang kurang jelas atau tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat dapat membuat pemilih merasa ragu untuk memberikan dukungan. Pemilih Kota Jambi adalah Masuk dalam Pemilih yang rasional.
Kelima, Dinamika politik lokal di Kota Jambi juga menjadi faktor penting. Pasangan Maulana-Diza mungkin memiliki koneksi yang lebih kuat dengan komunitas lokal, memahami isu-isu spesifik, dan menawarkan solusi yang lebih konkrit. Sementara itu, pasangan HAR-Guntur Muchtar mungkin lebih fokus pada isu-isu makro yang kurang relevan bagi pemilih lokal.
Dan terakhir, Persepsi publik tentang integritas dan kompetensi kandidat juga memainkan peran penting. Jika pemilih merasa bahwa pasangan Maulana-Diza lebih kompeten atau memiliki integritas yang lebih tinggi dibandingkan pasangan HAR-Guntur Muchtar, hal ini dapat mempengaruhi keputusan pemilih.
Menurut analisis Dedi Saputra, Secara keseluruhan, meskipun HAR telah memilih Guntur Muchtar dengan pertimbangan strategis, pasangan ini tampaknya menghadapi tantangan signifikan dalam bersaing dengan pasangan Maulana-Diza. Kekuatan finansial dan dukungan partai tidak selalu menjamin kemenangan, terutama jika tidak didukung oleh strategi yang kuat dalam menggaet hati pemilih.
Dalam kesimpulannya, Dedi Saputra menjelaskan, pasangan HAR-Guntur Muchtar perlu memperbaiki strategi mereka dengan membangun koneksi yang lebih baik dengan pemilih, mengartikulasikan visi dan misi yang jelas, dan menunjukkan kompetensi serta integritas yang lebih tinggi. Tanpa langkah-langkah ini, mereka mungkin kesulitan untuk bersaing dengan pasangan Maulana-Diza yang lebih disukai oleh pemilih Kota Jambi.